Kamis, 06 Oktober 2016

UAS MAKROEKONOMI RANI



NAMA                       :           SITI KHAIRANI ELHAKIM
BP                               :           1210221001
MATAKULIAH       :           TEORI MAKROEKONOMI
DOSEN                      :           Hasnah, SP, DipAgEc, M. Ec, PhD

            UJIAN AKHIR SEMESTER

Jelaskan pengaruh kebijakan berikut ini terhadap permintaan agregat dengan
menggunakan kurva permintaan dan penawaran :
            a.      peningkatan gaji PNS
            b.      penurunan tingkat pajak
Jawab :    

Permintaan agregatif adalah permintaan keseluruhan total atau permintaan seluruh lapisan masyarakat. Kurva Permintaan Agregatif (Aggregate Demand Curve) adalah kurva yang menunjukkan jumlah barang dan jasa yang ingin dibeli oleh rumah tangga, perusahaan, dan pemerintah pada setiap tingkat harga. (N. Gregory Mankiw, 2004). Pemerintah memiliki peranan yang secara empiris tidak dapat dihindarkan dalam perekonomian dan pembangunan ekonomi suatu negara. Hal ini dapat diwujudkan dalam kebijakan fiskal.
Kebijakan fiskal adalah kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah melalui manipulasi instrumen fiskal seperti pengeluaran pemerintah (G) dan/atau pajak (T) yang ditujukan untuk mempengaruhi tingkat permintaan agregat di dalam perekonomian (Nanga, 2005: 179). Dalam hal pembangunan ekonomi rancangan kebijakan fiskal tidak hanya diarahkan untuk pengembangan aspek ekonomi seperti pendapatan perkapita, pertumbuhan ekonomi, pengurangan pengangguran dan stabilitas ekonomi tetapi juga peningkatan harkat sosial seperti pemerataan, pendidikan dan kesehatan.
Untuk pengaruh kebijakan peningkatan gaji PNS dan penurunan tingkat pajak terhadap permintaan agregat dapat dijelaskan lebih lanjut dibawah ini :
a.      Peningkatan gaji PNS
Peningkatan gaji PNS merupakan salah satu bentuk kebijakan fiskal ekspansif (expansionary fiscal policy) yang dilakukan pemerintah dengan tujuan untuk meningkatkan permintaan agregat dalam perekonomian.  Pengaruh kebijakan pemerintah untuk melakukan Peningkatan gaji PNS merupakan salah satu bentuk peningkatan atas pengeluaran pemerintah (G), termasuk kebijakan fiskal ekspansif yang akan membuat kurva AD bergeser ke kanan karena  gaji meningkat à pendapatan ningkat à pendapatan disposable meningkat à peningkatan pengeluaran konsumsi (∆C) atau belanja  meningkat à permintaan agregat naik.
Penjelasannya dengan menggunakan kurva dapat dilihat sebagai berikut : Peningkatan gaji PNS sebagai salah satu bentuk belanja pemerintah yang mengakibatkan pengeluaran yang direncanakan yang lebih tinggi untuk pendapatan. Jika belanja pemerintah naik sebesar ÄG maka kurva pengeluaran yang direncanakan bergeser ke atas sebesar ÄG. Dapat dilihat dalam gambar di bawah ini:
Kebijakan fiskal ekspansif dalam model IS-LM
Kurva 1                                                    berkaitan dengan                                         Kurva 2
Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan bahwa kebijakan ekspansif dalam pendekatan IS-LM. Kenaikan di dalam pengeluaran pemerintah (G) akan meningkatkan pengeluaran yang direncanakan sebesar jumlah itu untuk semua tingkat pendapatan dan menyebabkan kurva IS bergeser ke kanan .Ekuilibrium bergerak dari titik A ke titik B dan dapat meningkatkan pendapatan dari Y1 ke Y2 dan tingkat bunga naik dari r1 ke r2. Ketika pemerintah meningkatkan belanjanya atas barang dan jasa pengeluaran yang direncanakan akan naik.

Kebijakan fiskal ekspansif dalam model AD-AS à Sumber: Nanga, 2005: 183
Gambar diatas menjelaskan kebijakan fiskal ekspansif dalam pendekatan AD-AS. Dengan adanya peningkatan pengeluaran pemerintah, maka dengan kurva AS tertentu permintaan agregat (AD) naik dan bergeser ke kanan dari AD0 (G0) ke AD1 (G1) sehingga mengakibatkan tingkat harga (P) dari P0 ke P1 dan tingkat output (Y) dari Y0 ke Y1 mengalami peningkatan

b.         Penurunan Tingkat Pajak
Penurunan tingkat pajak merupakan salah satu bentuk kebijakan fiskal ekspansif (expansionary fiscal policy) yang dilakukan pemerintah dengan tujuan untuk meningkatkan permintaan agregat dalam perekonomian.  Pajak memberikan pengaruh secara tidak langsung kepada permintaan agregat melalui pengaruhnya terhadap disposibel income. Dimana semakin rendah tarif pajak à semakin besar pendapatan disposibel à yang selanjutnya akan memberi pengaruh pada semakin besar tingkat konsumsi (C) à  Peningkatan  tingkat konsumsi tentu saja akan menaikan permintaan agregat (Z). Peningkatan Z ini akan menimbulkan akibat berantai (melalui keseimbangan umum)  terhadap perekonomian. Penjelasannya dengan menggunakan kurva dapat dilihat sebagai berikut :



Pengurangan pajak sebesar T secara langsung akan menaikkan disposable income (Y . T) sebesar T maka menaikkan konsumsi sebesar MPC x T. Pada setiap tingkat pendapatan Y pengeluaran yang direncanakan sekarang akan lebih tinggi seperti Gambar di atas ini dapat dijelaskan bahwa pengurangan pajak sebesar T meningkatkan pengeluaran yang direncanakan sebesar MPC x T untuk setiap tingkat pendapatan ekuilibrium bergerak dari titik A ke titik B dan pendapatan meningkat dari Y1 ke Y2, kebijakan fiskal memiliki dampak pengganda terhadat pendapatan. Penurunan pajak menggeser kurva IS ke kanan. Ekuilibrium bergerak dari titik A ke titik B. Pendapatan meningkat dari Y1 ke Y2 dan tingkat bunga naik dari r1 ke r2. Karena tingkat bunga yang lebih tinggi daripada kenaikan pendapatan dalam model IS-LM lebih kecil daripada kenaikan pendapatan dalam perpotongan keynesian.

2.      Jelaskan pengaruh positif dan negatif pemberlakuan masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) terhadap perekonomian Indonesia
Jawab :


Konsep Masyarakat Ekonomi ASEAN sejalan dengan dinamika hubungan antar-bangsa di ASEAN yang menyadari pentingnya integrasi negara-negara di Asia Tenggara. Dalam ASEAN ini dibuat berbagai persetujuan dan perjanjian yang mengatur hubungan antar negara di segala aspek kehidupan. Untuk aspek ekonomi, ASEAN membentuk AFTA (ASEAN Free Trade Agreement) yang merupakan perjanjian untuk melakukan perdagangan bebas. Dalam pengimplementasian AFTA, ASEAN kemudian membentuk AEC (ASEAN Economic Community) atau Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang mulai berlaku dari 1 Januari 2015.  MEA ini akan berdampak besar pada perekonomian negara-negara ASEAN, termasuk Indonesia kedepannya.


Pengaruh positif dan negatif pemberlakuan MEA terhadap perekonomian Indonesia, sbb :
a.      Pengaruh Positif  
1.      Mendorong Peningkatan Daya Saing Produk à Apabila kita mepunyai daya saing yang kuat, persiapan yang matang,  produk-produk dalam negeri akan menjadi tuan rumah di negeri sendiri dan kita mampu memanfaatkan kehadiran MEA 2015
2.      Membuka Peluang Penyerapan Tenaga Kerja à Para tenaga kerja akan semakin meningkatkan tingkat profesionalitas dan bakat yang dimilikinya. Kemudian Para tenaga kerja indonesia dapat bekerja di negara anggota ASEAN dengan bebas dan sesuai dengan ketrampilan yang dimilikinya,
3.      Meningkatkan Kreativitas Pengusaha à Para pengusaha akan semakin kreatif karena persaingan menjadi semakin ketat.
4.      Meningkatankan  Stabilitas Perekonomian dan Kesejahteraan
Pertemuan Senior Economic Officials Meetings ASEAN di Nay Pyi Taw,Myanmar,pada hari minggu, 24 Agustus 2014 dalam pelaksanaan tahapan MEA menyebutkan bahwa MEA telah memberi banyak dampak positif bagi negara-negara anggotanya, disebutkan disana bahwa  peningkatan kestabilan ekonomi indonesia sebagai berikut :  penurunan kemiskinan (dari 45% pada tahun 1990 menjadi 15,6% pada tahun 2010), pertumbuhan investasi Indonesia (dari US$ 13,8 miliar  pada tahun 2010 menjadi US$ 19,9 miliar pada tahun 2012), Perdagangan di kawasan ASEAN sebesar US$ 381,7 miliar pada tahun 2012).
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja MEA dalam menjalankan  programnya memang benar-benar mendatangkan dampak positif terhadap negara anggotanya terutama negara Indonesia. Dapat dilihat bahwa Indonesia mulai mengalami kestabilan pertumbuhan ekonomi yang baik dan menjanjikan berkat kerjasama MEA. Walaupun tahun resmi berlakunya MEA masih pada tahun 2015 mendatang namun hasil kinerja MEA sudah cukup baik.
5.      Memberikan kesempatan kepada seluruh produsen untuk mendistribusikan produknya ke pasar yang lebih luas
6.      Para investor dapat memperluas ruang investasinya tanpa ada batasan ruang antar negara anggota ASEAN.

b.      Pengaruh Negatif
1.      Barang-barang produksi dalam negeri terganggu akibat masuknya barang impor yang dijual lebih murah dalam negeri yang menyebabkan industri dalam negeri mengalami kerugian besar.
2.      Orang-orang asing akan lebih leluasa mengekploitasi alam indonesia.
3.      Persaingan yang sangat ketat. Jika indonesia kalah dalam bersaing maka pengangguran akan merajalela dan tentunya kemiskinan akan semakin banyak.


3.      Jika Bank Indonesia meningkatkan jumlah uang yang beredar, bagaimana dampaknya terhadap GDP, pengangguran,dan inflasi?
Jawab :


a.      Pengaruh peningkatan jumlah uang beredar terhadap GDP
Pengaruh bertambahnya jumlah uang beredar di masyarakat akan meningkatkan daya beli masyarakat sehingga masyarakat cenderung akan menambah konsumsinya melalui belanja. Hal ini akan menyebabkan naiknya harga dikarenakan  bertambahnya permintaan dari masyarakat. Apabila masyarakat masih terus menambah pengeluarannya maka permintaan agregat akan kembali naik. Untuk memenuhi permintaan yang semakin bertambah tersebut, perusahaan- perusahaan akan menambah produksinya dan menyebabkan pendapatan nasional riil (PDB) menjadi meningkat pula.
Menurut data nominal PDB/GDP atas dasar harga berlaku dalam trilyun rupiah di Indonesia . Jumlah perputaran uang dihitung melalui pembagian antara GDP nominal dengan jumlah uang beredar selama periode 1988 – 2006 jumlah perputaran uang relatif stabil. Sebaliknya, GDP nominal meningkat 21 kali lipat dan uang beredar meningkat hampir 32 kali lipat.
Seperti ditunjukkan dalam grafik, pertambahan jumlah uang beredar  di Indonesia hampir secepat pertambahan GDP nominal. Hal ini dapat menjadi indikasi bahwa selama periode 1988 – 2006, perubahan jumlah uang beredar di Indonesia menyebabkan perubahan yang proporsional terhadap GDP nominal. Hal ini sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa, jika perputaran uang adalah tetap, maka kuantitas uang menentukan nilai dari output perekonomian. Dengan kata lain, perubahan output nominal yang dicerminkan dalam tingkat harga cukup banyak dipengaruhi oleh jumlah uang beredar. Lebih jauh dapat diartikan bahwa perubahan tingkat inflasi di Indonesia sebagai akibat perubahan harga dalam periode tersebut cukup banyak dipengaruhi oleh jumlah uang beredar.

b.      Pengaruh peningkatan jumlah uang beredar terhadap pengangguran
Menurut Teori Kuantitas Uang, Quantity Theory of Money dimana Nilai uang ditentukan oleh supply dan demand terhadap uang. Jumlah uang beredar yang  ditentukan oleh Bank Sentral,. Jumlah uang yang diminta oleh masyarakat untuk melakukan transaksi bergantung pada tingkat harga barang dan jasa yang tersedia. Semakin tinggi tingkat harga, semakin besar jumlah uang yang diminta.  Hal ini dapat menarik minat investor asing untuk menanamkan modalnya dikarenakan semakin tinggi investasi  akan menyebabkan harga saham jadi naik yang juga akan menyebabkan semakin tinggi permintaan uang dengan tingkat bunga yang semakin tinggi pula.
Investasi asing yang masuk  ke dalam negeri ini menyebabkan naiknya pendapatan nasional dan pendapatan masyarakat, hal ini membuat meningkatnya daya beli masyarakat, efeknya akan sangat baik untuk perkembangan perindustrian lokal maupun internasional. Pertumbuhan industri semakin banyak tentu akan berdampak positif terhadap jumlah tenaga kerja yang terserap dalam industri tersebut, artinya pengangguran akan semakin berkurang di Indonesia.
c.       Pengaruh peningkatan jumlah uang beredar terhadap inflasi
Dalam perekonomian Indonesia, permasalahan tingkat inflasi merupakan indikator ekonomi makro yang sangat penting karena jika tidak segera diatasi, tingkat inflasi mempunyai dampak negatif yang parah terhadap perekonomian. Menurut Teori Kuantitas Uang, Quantity Theory of Money dimana Nilai uang ditentukan oleh supply dan demand terhadap uang. Jumlah uang bereda ditentukan oleh Bank Sentral, sementara jumlah uang yang diminta (money demand) ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain tingkat harga rata-rata dalam perekonomian. Jumlah uang yang diminta oleh masyarakat untuk melakukan transaksi bergantung pada tingkat harga barang dan jasa yang tersedia. Semakin tinggi tingkat harga, semakin besar jumlah uang yang diminta.  
Berdasarkan teori ini, jumlah uang yang beredar dalam suatu perekonomian menentukan nilai uang, sementara pertumbuhan jumlah uang beredar merupakan sebab utama terjadinya inflasi. Kenaikan produksi nasional melebihi kesempatan kerja penuh akan menyebabkan kenaikan harga yang lebih cepat dan pada akhirnya akan menyebabkan inflasi. (Sukirno, 2006:334). Teori Fisher mengungkapkan bahwa ada hubungan antara jumlah uang beredar mempunyai pengaruh terhadap tingkat inflasi.
Hasil penelitian Friedman dan Schwartz menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang jelas antara pertumbuhan uang dan inflasi. Negara-negara dengan pertumbuhan uang tinggi cenderung memiliki inflasi yang tinggi, sementara negara-negara dengan pertumbuhan uang rendah cenderung memiliki inlfasi yang rendah. Namun demikian, menurut Mankiw (2003), keeratan hubungan inflasi dengan jumlah uang beredar tidak dapat dilihat dalam jangka pendek. Teori inflasi ini bekerja paling baik dalam jangka panjang, bukan dalam jangka pendek. Dengan demikian, hubungan antara pertumbuhan uang dan inflasi dalam data bulanan tidak akan seerat hubungan keduanya jika dilihat selama periode 10-tahun.

4.      Pemerintah membuat kebijakan baru. jika pemerintah ingin menurunkan tingkat defisit perdagangan, tetapi pemerintah juga mendorong investasi dari perusahaan asing. Jelaskanlah mengapa kebijakan tersebut kontradiktif.
Jawab:


Pemerintah membuat kebijakan baru melalui penurunan tingkat defisit perdagangan, tetapi pemerintah juga mendorong investasi dari perusahaan asing. Hal ini disebabkan oleh terjadinya penurunan terhadap nilai tukar rupiah.
Nilai tukar Rupiah cenderung melemah disebabkan oleh penurunan hasil ekspor Indonesia. Nilai tukar sebuah mata uang ditentukan oleh hubungan penawaran-permintaan (supply-demand) atas mata uang.  Dinamika ekspor-impor memiliki dampak pada nilai tukar mata uang. Ekspor meningkatkan permintaan atas mata uang negara eksportir, karena dalam ekspor, biasanya terjadi pertukaran mata uang negara tujuan, dengan mata uang negara eksportir. Pertukaran ini terjadi karena eksportir membutuhkan hasil akhir ekspor dalam bentuk mata uang negerinya agar bisa terpakai dalam usahanya. Sebaliknya, impor meningkatkan penawaran atas mata uang negara importir, karena dalam impor, biasanya terjadi pertukaran mata uang negara importir dengan mata uang negara asal.
Namun akhir-akhir ini, impor Indonesia lebih besar daripada ekspornya, artinya telah terjadi defisit neraca perdagangan. Defisit neraca perdagangan diartikan sebagai suatu komposisi dimana perdagangan impor lebih tinggi dibandingkan perdagangan ekspor. Apabila defisit ini terus dibiarkan akan mempengaruhi kinerja  seluruh sektor perekonomian di Indonesia sebagai akibat melemahkan nilai tukar Rupiah. Sehingga investor akan menarik modalnya dari Indonesia. Alasan lain investor keluar dari Indonesia karena rencana the Fed (bank sentral AS) untuk mengurangi Quantitative Easing (QE). Karenanya, nilai tukar obligasi dan aset-aset finansial lain di AS akan naik, akibatnya neraca perdagangan Indonesia yang defisit.
Menurut Erani defisit neraca perdagangan masih bisa diselamatkan melalui penanaman modal langsung (FDI) maupun investasi portofolio. Sebagai bentuk kebijakan baru yang kontradiktif namun tetap harus dilaksanakan oleh pemerintah. Melalui investasi tersebut dapat membuka lapangan kerja baru, menghasilkan barang dan jasa sehingga mampu menciptakan surplus dan meningkatkan eksopr Indonesia ke negara lain sehingga dapat menstabilkan neraca perdagangan Indonesia.

5.      Menurut pendapat saudara apakah dampak positif dan negatif perpanjangan kontrak freeport dipandang dari sisi Ekonomi Makro dan mengenyampingkan unsur politik?
Jawab :


·         Dampak positif
1.      Memberikan manfaat terhadap pertumbuhan ekonomi à bagi pemerintah pusat, provinsi, dan lokal di Indonesia, dan bagi ekonomi Papua dan Indonesia secara keseluruhan. Manfaat-manfaat langsung bagi Pemerintah Indonesia itu mencakup pajak, royalti, dividen, pembiayaan, dan dukungan langsung lainnya.
2.      Mengurangi pengangguran karena tersedianya lapangan kerja à menciptakan lapangan kerja dan menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang tinggi, saat ini tercatat sekitar 15.000 orang sudah ambil bagian dalam berbagai posisi dan keterampilan kerja.
3.      Meningkatkan investasi di Indonesia dimana freeport Indonesia telah berinvestasi à  sebesar 7,7 milyar dolar AS dalam infrastruktur. Di dalam Nota Kesepahaman yang ditandatangani bersama Gubernur Papua, Freeport Indonesia telah berkomitmen untuk menyumbang pasir sisa tambang (Sirsat) sebagai bahan bangunan dalam pembangunan prasarana di Provinsi Papua, termasuk untuk jalan raya dan sarana umum, Kontribusi langsung bagi Indonesia mencakup investasi dalam pembangunan prasarana di Provinsi Papua, seperti pusat-pusat permukiman, pembangkit tenaga listrik, bandar udara dan laut, jalan raya, jembatan, sarana instalasi pengolahan limbah, dan sistem komunikasi modern. Prasarana sosial yang disediakan oleh perusahaan mencakup sekolah, asrama, rumah sakit dan klinik, rumah ibadah, sarana rekreasi, dan pengembangan usaha kecil dan menengah.

·         Dampak Negatif
Operasionalisasi PT. Freeport Indonesia di Mimika, Papua telah menyumbang banyak kerugian bagi Papua secara khusus dan bagi Indonesia secara umum. Kerugian tersebut diantaranya:  
1.      PT. Freeport Indonesia telah melakukan penambangan emas tanpa ijin selama 30 tahun.  Penambangan emas dilakukan pada gunung Erstberg selama 30 tahun tanpa ijin (berdasarkan Kontrak Karya I tidak ada kesepakatan penambangan berupa emas hanya tembaga, perak, molydenum).
2.      PT. Freeport Indonesia hanya mampu menambah pendapatan Pemerintah Pusat sebesar US$ 3,4 Milyar (sampai dengan desember 2013) dan Pemerintah daerah Papua sebesar US$ 7,7 Milyar (dalam bentuk infrastruktur). Pendapatan yang diperoleh pemerintah terbilang tidak sebanding dengan banyaknya sumber daya alam (berupa emas, perak, tembaga) Indonesia yang di eksploitasi oleh PT. Freeport Indonesia dan juga biaya kerusakan dan pencemaran lingkungan yang harus ditanggung oleh pemerintah dikemudian hari.
3.      PT. Freeport Indonesia belum mampu meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat asli Papua melalui penyerapan tenaga kerja.  Menurut data Freeport, perusahaan mampu menyediakan lapangan kerja dan mampu menyerap tenaga kerja dengan mempekerjakan 12.000 karyawan langsung dan 19.000 kontraktor.Namun, jika dilihat berdasarkan presentasenya hanya beberapa persen saja masyarakat Papua asli yang terkena dampak langsung dari operasional (Suku Kamoro) yang dapat bekerja di perusahaan tersebut.Hal ini menjadikan demonstrasi atau protes sering kali disekitar oleh perusahaan.
4.      PT. Freeport Indonesia hanya menyumbang devisa yang sangat kecil bagi negara.  Jika dibandingkan dengan pendapatan perusahaan selaku pengelola sumber daya alam dan Negara Indonesia selaku pemilik sumber daya alam, devisa yang diperoleh dari royalti, pajak, deviden dan retribusi dapat dikatakan sangat kecil dan merugikan negara. Karena yang pertama, selama masa Kontrak Karya I atau sekitar 30 tahun terhitung dari tahun 1967-1991 perusahaan tidak membayar royalti sedikitpun kepada Pemerintah Indonesia dan pada Kontrak Karya II perusahaan baru membayar royalti. Royalti yang diberikan pun terbilang amat sangat sedikithanya memperoleh 1% - 3,5% dari 100% untuk tembaga dan 1% flat fixed dari 100% untuk logam mulia seperti emas dan perak. Royalti ini juga bergantung pada harga konsentrat tembaga, serta berat kotor produk.Yang kedua,untuk pajak (pajak penghasilan juta dan pajak lainnya) maupun deviden dan retribusi terbilang sangat kecil (semuanya ini diklaim perusahaan mencapai US$ 15,2 Milyar sampai dengan desember 2013).




SUMBER :
Association of Southeast ASIAN Nations (2008).   Asean   Economic  Community        Blueprint.
Jakarta. ASEAN Secretariat.

Hamsky, 2009.  Dampak Operasional Pt. Freeport Pada Kehidupan Suku Kamoro. Program S1
Ilmu Hubungan Internasional, Fisip, Universitas Mulawarman

Menuju ASEAN Economic Community 2015.    Jakarta:   Kementrian     Perdagangan     Republik
Indonesia.
Nanga, Muana. 2005. Makro Ekonomi. PT Raja Grafindo : Jakarta
Rosya dkk., 2013. Analisis Penawaran Agregat Dan Permintaan Agregat di Sumatera Barat Jurnal
Kajian Ekonomi : Padang

Santoso, 2014. Individual Project:   Analisa   Dampak Asean Economic   Community (Aec) Pada
Perekonomian Indonesia.   Fakultas   Ekonomika  Dan Bisnis  Universitas Gadjah
Mada: Yokyakarta

Wangke, 2014. Info singkat hubungan internasional Peluang Indonesia Dalam Masyarakat
Ekonomi Asean 2015: Jakarta




0 komentar:

Posting Komentar

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com