Jumat, 25 Oktober 2013

21 oko'13




Senin (21/10) Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) KM UNAND, BEM KM Fakultas se-Unand dan BEM Universitas Negeri Padang (UNP) mengadakan aksi damai dalam rangka evaluasi kinerja sembilan tahun SBY dengan tema “Mengingat Lupa Janji Presiden SBY”. Aksi damai dimulai dengan longmarch dari simpang empat kantor DPRD Kota Padang Jalan Khatib Sulaiman Nomor 87 . Setelah itu dilanjutkan dengan aksi damai di Kantor Gubernur Sumatera Barat. Setibanya di lokasi, orasi-orasi ilmiah mulai mewarnai aksi damai tersebut.

Sembilan tahun silam, tepatnya 20 Oktober 2004 menjadi tanggal bersejarah bagi rakyat Indonesia, karena hari itu adalah hari dilantiknya SBY-JK menjadi presiden dan wakil presiden yang dipilih langsung oleh rakyat. Secara prestasi telah banyak yang diciptakan pasangan ini, namun sayang pasangan ini tidak lagi mencalonkan diri bersama pada tahun 2009. Dengan segala pesonanya, SBY-JK juga memenangkan pemilihan presiden langsung yang kedua dengan hanya satu kali putaran saja. Jelas ini menunjukkan betapa berharapnya bangsa ini terhadap sosok pemimpin seperti SBY-JK.  Seperti yang disuarakan oleh Presiden BEM KM Unand “Prestasi pasangan SBY-JK ada sedangkan SBY-Boediono tidak ada dan hanya berupa janji-janji palsu saja,” ungkap Vicky Maldini.

Memperingati sembilan tahun kepemimpinan SBY, kemunduran dari setiap sektor-sektor yang telah dijanjikan presiden diawal pemilu 2009 semakin terasa, bukan berarti pasangan SBY Boediono tidak memiliki prestasi, namun rakyat masih menginginkan adanya perubahan bangsa kearah yang lebih baik dan menanti pembuktian janji-janji SBY.

BEM KM Unand bersama BEM KM fakultas se-Unand dan BEM KM UNP menyampaikan 15 janji-janji yang pernah disampaikan SBY diawal pemilu 2009. Janji tersebut dirangkum menjadi empat tuntutan terkait kepemimpinan SBY-Boediono, salah satunya yaitu menepati janji-janji dalam proses penegakan dan perlindungan hukum dengan segera menyelesaikan seluruh skandal kasus korupsi yang sudah merabah ke semua lembaga negara.

“Ke-15 janji presiden dilupakan begitu saja, 1000% bohong,” kata Aulia, Menteri Pengelolaan Sumber Daya Manusia (PSDM) BEM KM Unand.

Mardiansyah Harahap sebagai Menteri Penelitian dan Pengembangan (Litbang) BEM KM UNAND menyatakan bahwa lagu salah satu band terkenal di Indonesia sesuai dengan kondisi pemerintahan Indonesia “Lumpuhkanlah ingatanku, hapuskan tentang dia“ dan diubah menjadi “Lumpuhkanlah ingatan rakyatku, hapuskan semua janjiku”.

Husni, Mentri Pengelolaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (PPSDM) BEM UNP juga turut berorasi mengenai negara agraris yang selalu mengimpor pangan dari luar negeri “Barang mentah Indonesia diekspor dan barang jadi-nya dikonsumsi Indonesia kembali,” ucapnya.

Diakhir orasi yang dilaksanakan di Kantor DPRD Sumbar Musli M. Nur sebagai Ketua Komisi I Bidang Pemerintahan dan Hukum DPRD Sumbar menanggapi orasi yang disampaikan oleh mahasiswa. Ia berkata bahwa aspirasi mahasiswa diterima dan kedatangan mahasiswa sangat tepat untuk menyampaikan aspirasi. Ia menyampaikan permohonan maaf karena seharusnya yang menghadapi mahasiswa  adalah pimpinan DPRD, tetapi karena ada rapat terkait APBD maka beliau tidak bisa hadir.

Aksi dilanjutkan dengan penandatangan kesepakatan terhadap empat tuntutan tersebut dengan harapan DPRD bisa memberikannya kepada Presiden SBY dan ditanggapi saat kedatangannya ke Sumatera Barat pada 20-31 November dalam melaksanakan beberapa rangkaian kegiatan. Kesepakatan ini ditandatangani oleh Presiden BEM KM Unand Vicky Maldini, Sekjen BEM UNP Galant Victory, dan Ketua Komisi I DPRD Musli M. Nur.

Selanjutnya aksi dilaksanakan di Kantor Gubernur Sumatera Barat. Kedatangan mahasiswa tidak disambut dengan antusias seperti di Kantor DPRD sebelumnya. Pihak pemerintahan yang diwakili oleh Sekretaris Daerah dan Pelaksana Harian Kantor Gubernur tidak bersedia untuk menandatangani permohonan dukungan terhadap tuntutan mahasiswa. “Saya tidak punya kewenangan,” ucap Ali Asmar.

Menanggapi hal tersebut, pihak mahasiswa merasa kecewa terhadap pemerintah. Tetapi hal ini tidak menjatuhkan semangat para mahasiswa untuk terus menyampaikan  suara rakyat. Aksi damai ini diakhiri dengan tertib.

Masih ada foto - foto tambahan nih ^_^


Semangat Mahasiswa ^_^
Senin (21/10) Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) KM UNAND, BEM KM Fakultas se-Unand dan BEM Universitas Negeri Padang (UNP) mengadakan aksi damai dalam rangka evaluasi kinerja sembilan tahun SBY dengan tema “Mengingat Lupa Janji Presiden SBY”. Aksi damai dimulai dengan longmarch dari simpang empat kantor DPRD Kota Padang Jalan Khatib Sulaiman Nomor 87 . Setelah itu dilanjutkan dengan aksi damai di Kantor Gubernur Sumatera Barat. Setibanya di lokasi, orasi-orasi ilmiah mulai mewarnai aksi damai tersebut.
Sembilan tahun silam, tepatnya 20 Oktober 2004 menjadi tanggal bersejarah bagi rakyat Indonesia, karena hari itu adalah hari dilantiknya SBY-JK menjadi presiden dan wakil presiden yang dipilih langsung oleh rakyat. Secara prestasi telah banyak yang diciptakan pasangan ini, namun sayang pasangan ini tidak lagi mencalonkan diri bersama pada tahun 2009. Dengan segala pesonanya, SBY-JK juga memenangkan pemilihan presiden langsung yang kedua dengan hanya satu kali putaran saja. Jelas ini menunjukkan betapa berharapnya bangsa ini terhadap sosok pemimpin seperti SBY-JK.  Seperti yang disuarakan oleh Presiden BEM KM Unand “Prestasi pasangan SBY-JK ada sedangkan SBY-Boediono tidak ada dan hanya berupa janji-janji palsu saja,” ungkap Vicky Maldini.
Memperingati sembilan tahun kepemimpinan SBY, kemunduran dari setiap sektor-sektor yang telah dijanjikan presiden diawal pemilu 2009 semakin terasa, bukan berarti pasangan SBY Boediono tidak memiliki prestasi, namun rakyat masih menginginkan adanya perubahan bangsa kearah yang lebih baik dan menanti pembuktian janji-janji SBY.
BEM KM Unand bersama BEM KM fakultas se-Unand dan BEM KM UNP menyampaikan 15 janji-janji yang pernah disampaikan SBY diawal pemilu 2009. Janji tersebut dirangkum menjadi empat tuntutan terkait kepemimpinan SBY-Boediono, salah satunya yaitu menepati janji-janji dalam proses penegakan dan perlindungan hukum dengan segera menyelesaikan seluruh skandal kasus korupsi yang sudah merabah ke semua lembaga negara.
“Ke-15 janji presiden dilupakan begitu saja, 1000% bohong,” kata Aulia, Menteri Pengelolaan Sumber Daya Manusia (PSDM) BEM KM Unand.
Mardiansyah Harahap sebagai Menteri Penelitian dan Pengembangan (Litbang) BEM KM UNAND menyatakan bahwa lagu salah satu band terkenal di Indonesia sesuai dengan kondisi pemerintahan Indonesia “Lumpuhkanlah ingatanku, hapuskan tentang dia“ dan diubah menjadi “Lumpuhkanlah ingatan rakyatku, hapuskan semua janjiku”.
Husni, Mentri Pengelolaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (PPSDM) BEM UNP juga turut berorasi mengenai negara agraris yang selalu mengimpor pangan dari luar negeri “Barang mentah Indonesia diekspor dan barang jadi-nya dikonsumsi Indonesia kembali,” ucapnya.
Diakhir orasi yang dilaksanakan di Kantor DPRD Sumbar Musli M. Nur sebagai Ketua Komisi I Bidang Pemerintahan dan Hukum DPRD Sumbar menanggapi orasi yang disampaikan oleh mahasiswa. Ia berkata bahwa aspirasi mahasiswa diterima dan kedatangan mahasiswa sangat tepat untuk menyampaikan aspirasi. Ia menyampaikan permohonan maaf karena seharusnya yang menghadapi mahasiswa  adalah pimpinan DPRD, tetapi karena ada rapat terkait APBD maka beliau tidak bisa hadir.
Aksi dilanjutkan dengan penandatangan kesepakatan terhadap empat tuntutan tersebut dengan harapan DPRD bisa memberikannya kepada Presiden SBY dan ditanggapi saat kedatangannya ke Sumatera Barat pada 20-31 November dalam melaksanakan beberapa rangkaian kegiatan. Kesepakatan ini ditandatangani oleh Presiden BEM KM Unand Vicky Maldini, Sekjen BEM UNP Galant Victory, dan Ketua Komisi I DPRD Musli M. Nur.
Selanjutnya aksi dilaksanakan di Kantor Gubernur Sumatera Barat. Kedatangan mahasiswa tidak disambut dengan antusias seperti di Kantor DPRD sebelumnya. Pihak pemerintahan yang diwakili oleh Sekretaris Daerah dan Pelaksana Harian Kantor Gubernur tidak bersedia untuk menandatangani permohonan dukungan terhadap tuntutan mahasiswa. “Saya tidak punya kewenangan,” ucap Ali Asmar.
Menanggapi hal tersebut, pihak mahasiswa merasa kecewa terhadap pemerintah. Tetapi hal ini tidak menjatuhkan semangat para mahasiswa untuk terus menyampaikan  suara rakyat. Aksi damai ini diakhiri dengan tertib. (Rani)
- See more at: http://gentaandalas.com/mahasiswa-kota-padang-evaluasi-kinerja-sembilan-tahun-sby/#sthash.Y9emolKl.dpuf

0 komentar:

Posting Komentar

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com