Senin
(21/10) Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM)
KM UNAND, BEM KM Fakultas se-Unand dan BEM Universitas Negeri Padang (UNP)
mengadakan aksi damai dalam rangka evaluasi kinerja sembilan tahun SBY dengan
tema “Mengingat Lupa Janji Presiden SBY”. Aksi damai dimulai dengan longmarch
dari simpang empat kantor DPRD Kota Padang Jalan Khatib Sulaiman Nomor 87 .
Setelah itu dilanjutkan dengan aksi damai di Kantor Gubernur Sumatera Barat.
Setibanya di lokasi, orasi-orasi ilmiah mulai mewarnai aksi damai tersebut.
Sembilan
tahun silam, tepatnya 20 Oktober 2004 menjadi tanggal bersejarah bagi rakyat
Indonesia, karena hari itu adalah hari dilantiknya SBY-JK menjadi presiden dan
wakil presiden yang dipilih langsung oleh rakyat. Secara prestasi telah banyak
yang diciptakan pasangan ini, namun sayang pasangan ini tidak lagi mencalonkan
diri bersama pada tahun 2009. Dengan segala pesonanya, SBY-JK juga memenangkan
pemilihan presiden langsung yang kedua dengan hanya satu kali putaran saja.
Jelas ini menunjukkan betapa berharapnya bangsa ini terhadap sosok pemimpin
seperti SBY-JK. Seperti yang disuarakan oleh Presiden BEM KM Unand
“Prestasi pasangan SBY-JK ada sedangkan SBY-Boediono tidak ada dan hanya berupa
janji-janji palsu saja,” ungkap Vicky Maldini.
Memperingati
sembilan tahun kepemimpinan SBY, kemunduran dari setiap sektor-sektor yang
telah dijanjikan presiden diawal pemilu 2009 semakin terasa, bukan berarti
pasangan SBY Boediono tidak memiliki prestasi, namun rakyat masih menginginkan
adanya perubahan bangsa kearah yang lebih baik dan menanti pembuktian
janji-janji SBY.
BEM
KM Unand bersama BEM KM fakultas se-Unand dan BEM KM UNP menyampaikan 15
janji-janji yang pernah disampaikan SBY diawal pemilu 2009. Janji tersebut
dirangkum menjadi empat tuntutan terkait kepemimpinan SBY-Boediono, salah
satunya yaitu menepati janji-janji dalam proses penegakan dan perlindungan
hukum dengan segera menyelesaikan seluruh skandal kasus korupsi yang sudah
merabah ke semua lembaga negara.
“Ke-15
janji presiden dilupakan begitu saja, 1000% bohong,” kata Aulia, Menteri
Pengelolaan Sumber Daya Manusia (PSDM) BEM KM Unand.
Mardiansyah
Harahap sebagai Menteri Penelitian dan Pengembangan (Litbang) BEM KM UNAND menyatakan
bahwa lagu salah satu band terkenal di Indonesia sesuai dengan kondisi
pemerintahan Indonesia “Lumpuhkanlah ingatanku, hapuskan tentang dia“
dan diubah menjadi “Lumpuhkanlah ingatan rakyatku, hapuskan semua janjiku”.
Husni,
Mentri Pengelolaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (PPSDM) BEM UNP juga
turut berorasi mengenai negara agraris yang selalu mengimpor pangan dari luar
negeri “Barang mentah Indonesia diekspor dan barang jadi-nya dikonsumsi
Indonesia kembali,” ucapnya.
Diakhir
orasi yang dilaksanakan di Kantor DPRD Sumbar Musli M. Nur sebagai Ketua Komisi
I Bidang Pemerintahan dan Hukum DPRD Sumbar menanggapi orasi yang disampaikan
oleh mahasiswa. Ia berkata bahwa aspirasi mahasiswa diterima dan kedatangan
mahasiswa sangat tepat untuk menyampaikan aspirasi. Ia menyampaikan permohonan
maaf karena seharusnya yang menghadapi mahasiswa adalah pimpinan DPRD,
tetapi karena ada rapat terkait APBD maka beliau tidak bisa hadir.
Aksi
dilanjutkan dengan penandatangan kesepakatan terhadap empat tuntutan tersebut
dengan harapan DPRD bisa memberikannya kepada Presiden SBY dan ditanggapi saat
kedatangannya ke Sumatera Barat pada 20-31 November dalam melaksanakan beberapa
rangkaian kegiatan. Kesepakatan ini ditandatangani oleh Presiden BEM KM Unand
Vicky Maldini, Sekjen BEM UNP Galant Victory, dan Ketua Komisi I DPRD Musli M.
Nur.
Selanjutnya
aksi dilaksanakan di Kantor Gubernur Sumatera Barat. Kedatangan mahasiswa tidak
disambut dengan antusias seperti di Kantor DPRD sebelumnya. Pihak pemerintahan
yang diwakili oleh Sekretaris Daerah dan Pelaksana Harian Kantor Gubernur tidak
bersedia untuk menandatangani permohonan dukungan terhadap tuntutan mahasiswa.
“Saya tidak punya kewenangan,” ucap Ali Asmar.
Menanggapi
hal tersebut, pihak mahasiswa merasa kecewa terhadap pemerintah. Tetapi hal ini
tidak menjatuhkan semangat para mahasiswa untuk terus menyampaikan suara
rakyat. Aksi damai ini diakhiri dengan tertib.
Masih ada foto - foto tambahan nih ^_^
Semangat Mahasiswa ^_^
Senin
(21/10) Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif
Mahasiswa (BEM) KM UNAND, BEM KM Fakultas se-Unand dan BEM Universitas
Negeri Padang (UNP) mengadakan aksi damai dalam rangka evaluasi kinerja
sembilan tahun SBY dengan tema “Mengingat Lupa Janji Presiden SBY”. Aksi
damai dimulai dengan longmarch dari simpang empat kantor DPRD
Kota Padang Jalan Khatib Sulaiman Nomor 87 . Setelah itu dilanjutkan
dengan aksi damai di Kantor Gubernur Sumatera Barat. Setibanya di
lokasi, orasi-orasi ilmiah mulai mewarnai aksi damai tersebut.
Sembilan tahun silam, tepatnya 20
Oktober 2004 menjadi tanggal bersejarah bagi rakyat Indonesia, karena
hari itu adalah hari dilantiknya SBY-JK menjadi presiden dan wakil
presiden yang dipilih langsung oleh rakyat. Secara prestasi telah banyak
yang diciptakan pasangan ini, namun sayang pasangan ini tidak lagi
mencalonkan diri bersama pada tahun 2009. Dengan segala pesonanya,
SBY-JK juga memenangkan pemilihan presiden langsung yang kedua dengan
hanya satu kali putaran saja. Jelas ini menunjukkan betapa berharapnya
bangsa ini terhadap sosok pemimpin seperti SBY-JK. Seperti yang
disuarakan oleh Presiden BEM KM Unand “Prestasi pasangan SBY-JK ada
sedangkan SBY-Boediono tidak ada dan hanya berupa janji-janji palsu
saja,” ungkap Vicky Maldini.
Memperingati sembilan tahun kepemimpinan
SBY, kemunduran dari setiap sektor-sektor yang telah dijanjikan
presiden diawal pemilu 2009 semakin terasa, bukan berarti pasangan SBY
Boediono tidak memiliki prestasi, namun rakyat masih menginginkan adanya
perubahan bangsa kearah yang lebih baik dan menanti pembuktian
janji-janji SBY.
BEM KM Unand bersama BEM KM fakultas
se-Unand dan BEM KM UNP menyampaikan 15 janji-janji yang pernah
disampaikan SBY diawal pemilu 2009. Janji tersebut dirangkum menjadi
empat tuntutan terkait kepemimpinan SBY-Boediono, salah satunya yaitu
menepati janji-janji dalam proses penegakan dan perlindungan hukum
dengan segera menyelesaikan seluruh skandal kasus korupsi yang sudah
merabah ke semua lembaga negara.
“Ke-15 janji presiden dilupakan begitu
saja, 1000% bohong,” kata Aulia, Menteri Pengelolaan Sumber Daya Manusia
(PSDM) BEM KM Unand.
Mardiansyah Harahap sebagai Menteri Penelitian dan Pengembangan (Litbang) BEM KM UNAND menyatakan bahwa lagu salah satu band terkenal di Indonesia sesuai dengan kondisi pemerintahan Indonesia “Lumpuhkanlah ingatanku, hapuskan tentang dia“ dan diubah menjadi “Lumpuhkanlah ingatan rakyatku, hapuskan semua janjiku”.
Husni, Mentri Pengelolaan dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia (PPSDM) BEM UNP juga turut berorasi
mengenai negara agraris yang selalu mengimpor pangan dari luar negeri
“Barang mentah Indonesia diekspor dan barang jadi-nya dikonsumsi Indonesia kembali,” ucapnya.
Diakhir orasi yang dilaksanakan di
Kantor DPRD Sumbar Musli M. Nur sebagai Ketua Komisi I Bidang
Pemerintahan dan Hukum DPRD Sumbar menanggapi orasi yang disampaikan
oleh mahasiswa. Ia berkata bahwa aspirasi mahasiswa diterima dan
kedatangan mahasiswa sangat tepat untuk menyampaikan aspirasi. Ia
menyampaikan permohonan maaf karena seharusnya yang menghadapi mahasiswa
adalah pimpinan DPRD, tetapi karena ada rapat terkait APBD maka beliau
tidak bisa hadir.
Aksi dilanjutkan dengan penandatangan
kesepakatan terhadap empat tuntutan tersebut dengan harapan DPRD bisa
memberikannya kepada Presiden SBY dan ditanggapi saat kedatangannya ke
Sumatera Barat pada 20-31 November dalam melaksanakan beberapa rangkaian
kegiatan. Kesepakatan ini ditandatangani oleh Presiden BEM KM Unand
Vicky Maldini, Sekjen BEM UNP Galant Victory, dan Ketua Komisi I DPRD
Musli M. Nur.
Selanjutnya aksi dilaksanakan di Kantor
Gubernur Sumatera Barat. Kedatangan mahasiswa tidak disambut dengan
antusias seperti di Kantor DPRD sebelumnya. Pihak pemerintahan yang
diwakili oleh Sekretaris Daerah dan Pelaksana Harian Kantor Gubernur
tidak bersedia untuk menandatangani permohonan dukungan terhadap
tuntutan mahasiswa. “Saya tidak punya kewenangan,” ucap Ali Asmar.
Menanggapi hal tersebut, pihak mahasiswa
merasa kecewa terhadap pemerintah. Tetapi hal ini tidak menjatuhkan
semangat para mahasiswa untuk terus menyampaikan suara rakyat. Aksi
damai ini diakhiri dengan tertib. (Rani)
- See more at: http://gentaandalas.com/mahasiswa-kota-padang-evaluasi-kinerja-sembilan-tahun-sby/#sthash.Y9emolKl.dpuf